Rabu, 24 Desember 2008

Waspadai Manuver Politik Fachri Andi Leluasa Soal Aspirasi Provinsi Luwu


Dua Periode Duduk di Senayan, Kemana Saja Bung?

 Anggota DPR RI Partai Golkar asal Tana Luwu, Fachri Andi Leluasa, menggagas ulang percepatan pembentukan Provinsi Luwu, dalam sebuah pertemuan bersama beberapa tokoh pemuda dan anggota DPRD Palopo di RM Teras Aceh, Jalan Merdeka, Kota Palopo, Selasa malam lalu, 23 Desember. Hanya saja, upaya menggagas pembentukan Provinsi Luwu yang dimotori Fachri tersebut dinilai terlambat. Sebaliknya, kecurigaan muncul bahwa Fachri tengah bermanuver karena membidik sesuatu dari gerakan perjuangan pembentukan provinsi; antara kepentingan Pemilu 2009 untuk partainya atawa kepentingan suksesi setelah Provinsi Luwu terbentuk? Waspadai manuver politik tersebut!


 
 Pernyataan Fachri yang secara lantang menyatakan siap mendukung dan mendorong percepatan pembentukan Provinsi Luwu, di akhir masa jabatannya sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar, mendapat dicibiran berbagai kalangan di Kota Palopo. Musababnya, pembentukan provinsi Luwu yang digagas ulang Fachri tersebut, dinilai langkah mundur dan sudah terlambat diwacanakan.
 
 Cibiran bagi Fachri tersebut sangat beralasan. Selama dua periode duduk di DPR RI, Fachri sangat diharapkan bisa memotori perjuangan pembentukan provinsi Luwu. Nyatanya, selama dua periode tersebut, Fachri lebih banyak diamnya ketimbang menyuarakan pembentukan provinsi Luwu, di tengah mencuatnya penolakan pembentukan provinsi Luwu dari Ketua DPRD Luwu Timur, Andi Hasan.
 
 Bisa dipahami, Fachri dan Andi Hasan sama-sama orang Golkar. Fachri diharapkan bisa mendekati Andi Hasan agar mengeluarkan rekomendasi persetujuan pembentukan provinsi Luwu, ketika Andi Hasan yang juga Ketua Golkar Lutim tersebut secara tegas menolak pembentukan provinsi Luwu. 
 
 Isu pun sempat mencuat di tengah masyarakat, bahwa Golkar yang 'mensetting' penolakan pembentukan Provinsi Luwu, ketika HM Amin Syam masih menjabat Gubernur Sulsel. Amin Syam yang tidak lain Ketua DPD Partai Golkar Sulsel, terkesan 'takut' kehilangan wilayah kekuasaannya di jasirah utara Sulsel ini, bila Tana Luwu mandiri dalam bingkai provinsi.
 
 Nah, ketika isu tersebut kian kuat di tengah masyarakat, Fachri hanya diam di Senayan. Diamnya Fachri tidak sejalan dengan janji yang dilontarkannya ketika ia berkampanye di Lapangan Gaspa, dalam Pemilu 2004 silam. Ketika itu, Fachri secara lantang menyatakan akan mendukung dan mendorong pembentukan Provinsi Luwu.
 
 Saat ini, ketika masa tugasnya segera berakhir di DPR RI, Fachri kembali bersuara lantang menyatakan siap mendukung dan mendorong pembentukan provinsi Luwu. Karenanya, sangat wajar ketika publik di daerah ini tidak lagi tertarik dengan pernyataan Fachri itu. Fachri dianggap sudah terlambat. Bahkan, publik curiga pernyataan Fachri tersebut sarat manuver politik!
 
 Mengapa demikian? Pertanyaan itu harus menjadi pertanyaan reflektif bagi masyarakat Tana Luwu, di tengah-tengah aspirasi masyarakat dalam pembentukan Provinsi Luwu yang telah mati suri. Apalagi saat ini, masa suksesi menuju Pemilu 2009 kian dekat.
 
 Karena itu, aktivis LSM Baperlu, Soenandar Latief menilai, aspirasi perjuangan pembentukan provinsi Luwu yang akan menggema selama masa Pemilu 2009, akan semakin menguat disuarakan partai politik dan caleg yang ikut bertarung.
 
 Soenandar mengingatkan warga Tana Luwu agar tidak terjebak dan percaya janji-janji kampanye yang dilontarkan caleg, karena selepas Pemilu 2009, kalau telah terpilih maka janjinya akan diingkari. "Kita sudah belajar dari pengalaman Pemilu 2004. Semua cale ketika itu, termasuk Fachri menjanjikan provinsi Luwu. Tapi nyatanya, setelah terpilih, mereka diam dan tidak lagi ikut mendukung pembentukan provinsi," kata Soenandar, seraya menilai, isu perjuangan pembentukan provinsi Luwu di tengah Pemilu 2009 adalah isu basi dan berulangkali.
 
 "Berhentilah membodohi dan meninahbobokan masyarakat Luwu dengan janji Provinsi Luwu," tandas Soenandar, serius.
 
 Boleh jadi, pernyataan Fachri dan berbagai caleg yang ikut dalam 'Pertemuan Merdeka' di RM Teras Aceh sebatas manuver politik menghadapi Pemilu 2009. Fachri yang tidak lagi maju bertarung dalam Pemilu 2009, mungkin punya target lain di balik wacana pembentukan provinsi Luwu. Misalnya, target Golkar tengah digandeng Fachri meski sebagian besar masyarakat di Tana Luwu yakin bahwa Golkar di tingkat provinsi tak menyetujui pembentukan provinsi Luwu.
 
 Atau, target lain yang masih samar, bahwa ketika provinsi Luwu benar-benar terbentuk, maka Fachri yang tampil 'belakangan' menyuarakan pembentukan provinsi akan tampil di depan untuk suksesi kepemimpinan di provinsi yang masih sebatas impian bagi masyarakat Luwu itu.
 
 Untuk diketahui, dalam kunjungan kerjanya di Kota Palopo, Selasa 23 Desember lalu, Fachri menyempatkan waktunya bertemu dengan berbagai elemen pemuda di Kota Palopo di RM Teras Aceh. Mereka yang hadir, di antaranya dua anggota DPRD Palopo dari Partai Golkar Yasman Miming dan Andi Cincing Makkasau, caleg DPRD Sulsel dari PNBK As Maslim, caleg DPRD Sulsel dari PBB Isra Rauf Basyuri, Kadis Pertambangan dan Energi Kota Palopo Amang Usmang, Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Kota Palopo Syamsul Rijal, dan beberapa tokoh pemuda seperti Muchlis Balantja, Rahman Rahim, dan Ilyas Mallewa.
 
 Pertemuan menggagas pembentukan Provinsi Luwu yang dimotori Fachri di RM Teras Aceh disebut sebagai 'Pertemuan Merdeka' yang muaranya menggemakan kembali percepatan pembentukan Provinsi Luwu. Semua kalangan yang hadir dalam pertemuan itu, termasuk Fachri sepakat dan menyatakan siap memperjuangkan pembentukan Provinsi Luwu.
 
 Fachri dalam kesempatan itu menyatakan, moment Pemilu 2009 dan Pilpres tahun depan, sangat penting dimanfaatkan untuk agenda perjuangan pembentukan provinsi Luwu. "Moment Pemilu 2009 dan Pilpres harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sejumlah tokoh
politik yang ada di Pusat dan regional yang akan bertarung di pemilu, baik pemilu legislatif dan presiden bisa kita dekati untuk dimintakan dukungan membangun pembentukan provinsi Luwu. Kalau moment ini dilepas, maka kita akan kehilangan moment lima tahun lagi. Kita harus menunggu waktu lima tahun akan datang, kan tidak mungkin," kata Fachri.  
 
 Pernyataan Fachri tersebut memang ada benarnya. Namun, jika pernyataan tersebut dikembalikan kepada Fachri, bahwa selama dua periode duduk di DPR RI, kemana saja selama ini? Seandainya memang Fachri serius mendukung pembentukan provinsi Luwu, masyarakat di Tana Luwu tidak harus menunggu lima tahun ini untuk Pemilu 2009, ataupun Pilpres tahun depan. (tim)

Tidak ada komentar: